Sejarah Pondok Pesantren Sekar Putih, Nganjuk
Al MAGHFURLAH KH. ABU HAKIM ABDURRAHMAN
Pondok Pesantren Sekar Putih, Bagor, Nganjuk | |||||||||||||
Berusia Lebih Dari Satu Abad | |||||||||||||
Diakui Kalangan Kiai Sepuh | |||||||||||||
PONDOK
PESANTREN SEKAR PUTIH yang ada di Dukuh Wedegan, Desa Sekar Putih
Kecamatan Bagor, Nganjuk adalah salah satu pondok tertua nomor dua
setelah Ponpes Mojosari, Loceret. Pondok pesantren yang berdiri sejak
tahun 1890 itu didirikan oleh KH. ABDURRAHMAN KARIM yang terkenal
linuwih mempunyai kelebihan ilmu kanuragan dengan sebutan ilmu
condromowo. Dan itu sudah diakui oleh kalangan kiai sepuh di Jawa Timur.
Bahkan sampai di luar pulau Jawa pada masa penjajahan kolonial Belanda
dan Jepang. Konon menurut cerita saksi sejarah yang bersumber dari cucu KH. ABDURRAHMAN KARIM, yaitu Gus Munib putra Kiai Abu Hakim Abdul Rahman, putra bungsu KH. ABDURRAHMAN KARIM yang sekarang memangku Ponpes Sekar Putih menuturkan, bahwa kelebihan yang dimiliki kakeknya itu sempat menjadi perhatian tokoh nasional pada waktu itu. Menurut Gus Munib banyak kalangan pejabat negara pada masa penjajahan yang berdatangan ke Ponpes Sekar Putih hanya sekedar mencari kekebalan dari kakeknya (KH. ABDURRAHMAN KARIM). Pada waktu itu, cerita dia, Presiden RI pertama Soekarno juga pernah sowan untuk diijazahi oleh kakeknya. Setelah sepeninggalan kakeknya di usianya yang hampir satu abad itu, kini diteruskan oleh bapaknya yaitu KH ABU HAKIM ABDURRAHMAN. Nuansanya tidak beda jauh dengan kakeknya pada waktu itu, selalu didatanggi oleh pejabat negara, tokoh budayawan dan tokoh agama. Keunikan yang dimiliki pengasuh Ponpes Sekarputih sekarang ini yaitu KH ABU HAKIM ABDURRAHMAN atau akrab disapa Mbah Hakim sering mengadakan pertemuan lintas agama. Bahkan pernah ngaji di tempat ibadah berlainan agama seperti di Pura, Gereja, Wihara serta klenteng. “Pokoknya Mbah Khakim tidak membedakan umat beragama. Yang penting tetap punya prinsip pada akidah dan syariat Islam. Urusan keyakinan tidak bisa dipaksakan. Karena itu urusan vertikal antara umat dan Sang Pencipta,” tutur Gus Munib mewakili Kiai Abu Hakim yang sekarang masih terbaring sakit dan tidak bisa diwawancarai. Santri laki-laki yang mondok di Ponpes Sekar Putih tetap mengenyam pelajaran kitab kuning yang kesehariannya dikaji di Masjid pondok Sekar Putih dan angkrik tempat mengaji peninggalan sejak berdirinya pondok dan sampai sekarang tidak berubah bentuk. Kitab kuning yang dikaji seperti kitab tafsir, Riadus Sholikin, Taqrib, Tajwid, Tasawuf dan masih banyak lagi jenisnya semua diajarkan di Ponpes Sekar Putih. |
Siapakah penerus kemursyidan kyai abu hakim sekarang ?
BalasHapusbrapa anak dari kh. abduroman karim tolong di jawab
BalasHapus